Jumat, 18 Maret 2011

Enzim

Enzim Virus
Virus dapat melakukan proses metabolisme jika berada di dalam sel inangnya. Akan tetapi, beberapa virus memiliki polimerase asam nukleat yang berfungsi mentranskrip asam nukleatnya menjadi mRNA manakala proses infeksi dimulai. Pada virus RNA misalnya Retrovirus memiliki enzim reserve transcriptase yang berfungsi menerjemahkan informasi dari RNA menjadi DNA.
Tahap perkembangbiakan virus
1. Terjadinya interaksi antara inang dan virus. Proses interaksi terjadi jika terdapat reseptor pada permukaan sel inang. Reseptor ini berupa protein, polisakarida, dan kompleks lipoprotein polisakarida yang berfungsi sebagai tempat pencantelan virus. Namun, jika tidak terdapat reseptor tersebut, virus tidak dapat menginfeksi inangnya. Demikian pula bila sisi reseptor itu berubah, maka sel inang menjadi resisten terhadap infeksi virus. Namun virus mengalami mutasi, sehingga inang-inang yang resisten tersebut dapat terinfeksi.
Contoh reseptor phage berupa pili atau flagella, reseptor virus influenza berupa glikoprotein yang terdapat pada sel darah merah dan sel-sel membran mukosa hewan, dan poliovirus berupa lipoprotein permukaan sel. Akan tetapi virus yang tidak memiliki sisi pencantelan, virus akan masuk secara fagositosis atau endositosis.
2. Terjadinya proses penetrasi yaitu pembuatan lubang kecil pada dinding sel bakteri sehingga virus dapat memasukkan asam nukleatnya dengan bantuan enzim, misalnya lisozim yang menginfeksi beberapa bakteri.
3. Selanjutnya proses sintesis protein dan asam nukleat dirakit seiring dengan proses replikasi asam nukleat sel inang.
4. Setelah terbentuk bakteriofage baru, sel inang pecah dan fage-fage baru dilepaskan. Selanjutnya fage-fage baru tersebut mencari inang baru untuk memulai siklus hidupnya kembali. Fage-fage baru yang akan keluar dari sel inang mengandung enzim Neurominadase yang memecah ikatan glikosida pada glikoprotein dan glikolipid pada jaringan konektif sel-sel hewan.
Prion
Prion (Proteinaceous infectious particle) merupakan suatu partikel protein yang dapat menginfeksi. Tubuhnya hanya terdiri dari 100% protein tanpa asam nukleat. Prion bereplikasi dengan pengkodean gen (asam nukleat) pada kromosom inang atau kata lainnya terjadi karena modifikasi protein inang selama atau setelah protein itu disintesis. Jika terjadi kontak dengan prion maka akan mengalami misfolded (kesalahan pelipatan). Prion tidak mudah dipotong oleh enzim protease, sehingga gen inang yang normal dapat memproduksi sejumlah copy protein patogen sendiri. Prion dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, misalnya Bovine Spongiform Encephalopaty (BSE) pada ternak atau Mad Cow diseases, Scarpie pada kambing, Kuru dan Crentzfeld-Jacob diseases pada manusia, dan BSE pada ternak dapat menginfeksi manusia mengakibatkan berbagai variasi penyakit CJD.
Viroid

Viroid merupakan molekul RNA kecil yang tidak mengkode protein, telanjang tanpa selubung protein. Viroid terdiri dari molekul RNAQ heliks tunggal (ss), berbentuk cincin tertutup dengan panjang rantai lebih kurang 360 nukleotida (massa relatif partikel 12 x 104), struktur viroid menyerupai untai ganda melalui pasangan basa antaruntai, dan memiliki bentuk sama ketika ekstraseluler dan intraseluler. Viroid adalah agen penginfeksi penyebab penyakit pada berbagai tumbuhan, misalnya pada kentang, pohon jeruk, mentimun, krisan, pohon kelapa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar