Sabtu, 26 Februari 2011

Klasifikasi Pertanyaan

BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Kurun waktu empat puluh tahun tercatat dalam sejarah pengukuran dan penilaian dengan hadirnya beberapa orang pakar pendidikan di Amerika Serikat yaitu Benjamin S.Bloom, M.D. Englehart, E. Furst, W.H. Hill, Daniel R. Krathwohl dan didukung oleh Ralph E. Tylor dengan mengembangkan suatu metode pengklasifikasian tujuan pendidikan yang disebut taxonomy. Ide untuk membuat taksonomi muncul setelah lebih kurang lima tahun mereka berkumpul dan mendiskusikan pengelompokan tujuan pendidikan, yang pada akhirnya melahirkan sebuah karya Bloom dan kawan-kawannya dengan judul: Taxonomy of Educational Objevtives. Taksonomi adalah seperangkat prinsip atau hubungan yang digunakan untuk menempatkan sesuatu ke dalam suatu kategori. Dalam dunia pendidikan taksonomi tujuan instruksional dapat mengelompokkan tujuan ke dalam salah satu dari tiga kategori yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudijono, 2001:49).
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang dimaksud adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam jenjang ini akan dibahas lebih lanjut pada pokok pembahasan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan dalam makalah ini yaitu bagaimanakah pengelompokan atau pengklasifikasian pertanyaan menurut taksonomi Bloom sebelum dan sesudah direvisi ?



C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui pengelompokan atau pengklasifikasian pertanyaan menurut taksonomi Bloom sebelum dan sesudah direvisi ?

BAB II
PEMBAHASAN



Pertanyaan yang baik memiliki kriteria-kriteria khusus seperti jelas, informasi yang lengkap, terfokus pada satu masalah, memberikan waktu yang cukup, menyebarkan terlebih dahulu pertanyaan kepada seluruh siswa, memberikan respon yang menyenangkan sesegera mungkin dan yang terakhir menuntun jawaban siswa sampai menemukan jawaban sendiri. Dalam pelaksanaan tugas pembelajaran terdapat empat jenis pertanyaan yaitu: 1) pertanyaan permintaan, 2) pertanyaan mengarahkan atau menuntun, dan 3) pertanyaan yang bersifat menggali, dan 4) pertanyaan retoris. Selain itu terdapat pula pertanyaan inventori yang terdiri dari tiga jenis yaitu: 1) pertanyaan yang mengungkap perasaan dan pikiran, 2) pertanyaan yang menggiring siswa untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan pikiran dan perbuatan, dan 3) pertanyaan yang menggiring peserta didik untuk mengidentifikasi akibat-akibat dari perasaan, pikiran, dan perbuatan (Idris, 2010).
Menurut Widodo (2006), macam-macam klasifikasi pertanyaan yaitu:
a. Pertanyaan akademik dan pertanyaan non akademik
Menurut Hamilton dan Brady (1991) dalam Widodo (2006), pertanyaan akademik adalah pertanyaan yang berkaitan dengan materi subjek, baik materi yang telah lalu maupun materi yang sedang dibahas. Pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan sosial, organisasi, dan disiplin yang tidak terkait dengan materi dikelompokkan dalam pertanyaan non akademik.
b. Pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka
Menurut Harlen (1992) dalam Widodo (2006), pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang hanya mengundang satu atau beberapa respon yang terbatas dan biasanya langsung menuju satu kesimpulan. Pertanyaan tertutup mempunyai jawaban yang pasti dan terbatas. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengundang sejumlah jawaban. Pada pertanyaan terbuka rentangan kemungkinan respon yang dapat diberi adalah lebih luas jika dibandingkan dengan pertanyaan tertutup.
c. Pertanyaan terkait proses kognitif
Menurut Bloom (1956) dalam Widodo (2006), taksonomi Bloom merupakan salah satu taksonomi yang telah sejak lama digunakan dalam dunia pendidikan Indonesia. Pertanyaan juga dapat diklasifikasikan dalam berbagai proses kognitif. Dalam versi revisi taksonomi Bloom (Anderson et al, 2001) dilakukan pemisahan antara dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Dimensi pengetahuan mencakup pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif.
Berdasarkan klasifikasi Bloom pertanyaan-pertanyaan digolongkan ke dalam enam kelompok yaitu ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dari klasifikasi Bloom, maka jenis pertanyaan dapat digolongkan menjadi pertanyaan tingkat rendah (pertanyaan yang menjaring ingatan) dan pertanyaan tingkat tinggi. Tingkatan kemampuan ranah kognitif Bloom sebelum direvisi yaitu:
a. Pertanyaan ingatan/pengetahuan (knowledge)
Pertanyaan pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya. Pengetahuan atau ingatan adalah proses berpikir yang paling rendah (Sudijono, 2001:50). Pertanyaan pengetahuan menuntut siswa untuk menyebut kembali informasi (pelajaran), sehingga siswa dituntut mengingat kembali apa yang penting atau dasar bagi tingkat berpikir yang lebih tinggi. Pertanyaan ingatan menghendaki siswa mengenal atau mengingat informasi. Siswa tidak diminta untuk memanipulasi informasi, tetapi hanya diminta mengingat informasi tersebut seperti yang pernah mereka pelajari dulu. Untuk menjawab pertanyaan tingkat pengetahuan siswa harus mengingat fakta-fakta, observasi, definisi-definisi yang pernah mereka pelajari (Abimanyu dan Pah, 1985:24). Kata-kata yang biasanya dipakai dalam pertanyaan ingatan adalah mendefinisikan, menerangkan, mengidentifikasikan, memberi nama, menyusun daftar, mencocokkan, membuat garis besar, menyatakan kembali, memilih, dan menamakan. (Rustaman, Y. N., Soendjojo, D., Suroso, A. Y., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R. & Mimin, N. K. 2003:40).
Manfaat pertanyaan ingatan yaitu:
1. Kategori ingatan/pengetahuan masih diperlukan oleh tingkat berpikir yang lebih tinggi. Kita tidak bisa menyuruh siswa untuk memikirkan jenjang yang lebih tinggi jika siswa kurang informasi dasar
2. Masyarakat juga masih menghendaki banyak hal yang harus diingat
3. Pertanyaan ingatan masih bisa melibatkan siswa lebih dari sekedar mengingat fakta, jika siswa diminta mengingat konsep-konsep yang luas, generalisasi yang didiskusikan sebelumnya, definisi-definisi , metode-metode pendekatan pemecahan masalah dan kriteria evaluasi.
Kelemahan pertanyaan ingatan yaitu:
1. Guru cenderung terlalu banyak menanyakan fakta dibanding dengan pertanyaan tingkat tinggi lainnya.
2. Ingatan fakta-fakta yang dibangun dengan pertanyaan faktual mudah dan cepat dilupakan siswa
3. Pertanyaan ingatan biasanya hanya mengukur pengertian-pengertian yang dangkal
4. Ingatan fakta-fakta saja sering belum berarti mengerti.
b. Pertanyaan pemahaman (Comprehension)
Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan (Sudijono, 2001:50). Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif yaitu menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkas, menarik inferensi, membandingkan, dan menjelaskan (Rustaman, Y. N., Soendjojo, D., Suroso, A. Y., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R. & Mimin, N. K. 2003:41).
c. Pertanyaan penerapan
Pertanyaan penerapan atau aplikasi adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya. Aplikasi atau penerapan adalah proses berpikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman (Sudijono, 2001:51). Pertanyaan penerapan sangat umum dijumpai dalam matematika. Kategori penerapan mencakup mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, mengungkap, memodifikasi, menjalankan, membuat ramalan, menunjukkan, memecahkan, dan menggunakan (Rustaman, Y. N., Soendjojo, D., Suroso, A. Y., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R. & Mimin, N. K. 2003:42)
d. Pertanyaan analisis
Pertanyaan analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi (Sudijono, 2001:51). Kata kerja operasional pada jenjang kemampuan analisis yaitu menguraikan, membuat diagram, membeda-bedakan, mengidentifikasi, menggambarkan, menunjukkan, menghubungkan, memilih, memisahkan, dan memperinci (Rustaman, Y. N., Soendjojo, D., Suroso, A. Y., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R. & Mimin, N. K. 2003:43)
e. Pertanyaan sintesis
Pertanyaan sintesis adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang analisis (Sudijono, 2001:51). Pertanyaan sintesis adalah pertanyaan tingkat tinggi yang meminta siswa menampilkan pikiran yang original dan kreatif. Pertanyaan jenis ini menghendaki siswa menghasilkan komunikasi-komunikasi yang asli, membuat ramalan, dan memecahkan masalah-masalah (Abimanyu dan Pah, 1985:26)Pertanyaan sintesis menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Kata kerja operasional pada jenjang kemampuan sintesis yaitu menggabungkan, menyusun, mencipta, merancang, menjelaskan, membangkitkan, merencanakan, menghubungkan, menyusun kembali, merevisi, menulis kembali, menyimpulkan, menceritakan, menulis, mengorganisasikan kembali, membuat modifikasi (Rustaman, Y. N., Soendjojo, D., Suroso, A. Y., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R. & Mimin, N. K. 2003:44).
f. Pertanyaan evaluasi
Pertanyaan evaluasi merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut taksonomi Bloom. Penilaian atau evaluasi merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, dan nilai atau ide (Sudijono, 2001:52). Pertanyaan evaluasi ini membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini yaitu memeriksa dan mengkritik (Widodo, 2006). Kata kerja operasional pada jenjang kemampuan evaluasi yaitu menilai, membandingkan, menyimpulkan, mempertentangkan, mengkritik, memerikan, membeda-bedakan, menjelaskan, mempertimbangkan kebenaran, menginterpretasikan, menghubungkan, menyimpulkan, dan menyokong (Rustaman, Y. N., Soendjojo, D., Suroso, A. Y., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R. & Mimin, N. K. 2003:45).


Gambar 1.1 Tingkatan Kemampuan Ranah Kognitif Bloom
Sumber: http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/
materisoftskill/Penilaianassesment.pdf

Dimensi proses kognitif mencakup menghafal (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyse), mengevaluasi (evaluate), dan membuat (create).
a. Menghafal (remember)
Mengingat merupakan proses kognitif paling rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar “mengingat” bisa menjadi bagian belajar bermakna, tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu mengenali (recognizing) dan mengingat (Widodo, 2006).
b. Pertanyaan memahami (understand)
Pertanyaan pemahaman menuntut siswa menunjukkan bahwa mereka telah mempunyai pengertian yang memadai untk mengorganisasikan dan menyusun materi-materi yang telah diketahui. Siswa harus memilih fakta-fakta yang cocok untuk menjawab pertanyaan. Jawaban siswa tidak sekedar mengingat kembali informasi, namun harus menunjukkan pengertian terhadap materi yang diketahuinya (Widodo, 2006).
c. Mengaplikasikan (apply)
Pertanyaan penerapan mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu, mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu menjalankan dan mengimplementasikan (Widodo, 2006).
d. Menganalisis (analyze)
Pertanyaan analisis menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut (Widodo, 2006).
e. Mengevaluasi (evaluate)
Mengevaluasi membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini adalah memeriksa dan mengkritik.
f. Membuat (create)
Membuat adalah menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini yaitu membuat, merencanakan, dan memproduksi (Widodo, 2006).







Gambar 1.2 Ranah Kognitif Bloom (revisi oleh Anderson dkk, 2001)
Sumber: http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/
materisoftskill/Penilaianassesment.pdf








BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Klasifikasi pertanyaan menurut taksonomi Bloom terdiri dari 6 ranah kognitif yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Sedangkan klasifikasi pertanyaan yang telah direvisi oleh Anderson meliputi menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan membuat.



DAFTAR PUSTAKA



Abimanyu, S. & Pah, D. N. 1985. Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut: Panduan Pengajaran Mikro I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Idris, D. 2010. Pembelajaran dengan Teknik Bertanya(Online), (http://abahdedi-maribelajar.blogspot.com/2010/12/pembelajaran-dengan-teknik-bertanya.html, Diakses 1 Maret 2011

Widodo, A. 2006. Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains: The Feature Of Teachers’ and Students’ Questions In Science Lessons, (Online), Vol. 4, No. 2, (http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4206139148.pdf, Diakses 1 Maret 2011).

Sudijono, A. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Rustaman, Y. N., Soendjojo, D., Suroso, A. Y., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R. & Mimin, N. K. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Imstep: Technical Cooperation Project for Development of Science and Mathematics Teaching for Primary and Secondary Education in Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar